Menu
Close
  • Halaman

  • Redaksi

Liriknews.com

Berita Sesuai Fakta

Tahun 2021, Program Kewirausahaan Di Lapas Narkotika Jelekong Bertambah

Tahun 2021, Program Kewirausahaan Di Lapas Narkotika Jelekong Bertambah

Smallest Font
Largest Font

KABUPATEN BANDUNG, LIRIKNEWS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Jelekong Bandung telah memiliki program pelatihan kewirausahaan untuk warga binaan. Namun, di tahun 2021program tersebut bertambah yakin pengolahan sampah non organik dan organik.

Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Jelekong Bandung, Faozul Ansyari mengungkapkan, pihaknya telah memiliki program pelatihan unggulan untuk warga binaan, diantaranya menjahit, sablon, membuat kerajinan, bertani, dan tahun 2021 ini bertambah yaitu mengolah sampah.

Saat ini, kata Faozul, pihaknya telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan bank sampah tentang program pengolahan sampah organik di lapas.

“Kita akan mengembangkan mengolah sampah non organik dan organik. MoU sudah ditandatangani, rencananya mau bikin magot,” ungkap Faozul, saat ditemui di Lapas Narkotika Kelas II A Jelekong, Jumat (26/2/2021).

Faozul menjelaskan, dalam kegiatan pelatihan wirausaha tersebut, ada kerjasama yang terjalin dengan pihak luar. Pasalnya, kata Faozul, terkait pengolahan sampah, maka hasil akan dikirim atau ditampung oleh bank sampah.

“Untuk pengolahan sampah, maka harus ada pihak luar, karena agar hasilnya bisa ditampung oleh mereka. Sedangkan untuk fee untuk warga binaan dalam pengolahan sampah tersebut, hingga saat ini belum di bicarakan, karena ada sistem bagi preminya,” paparnya.

Sementara itu, Kasie Kegiatan Kerja Lapas Narkotika Kelas II A Jelekong, Gumbira Indra Sunandar menambahkan bahwa ada juga pelatihan pembuatan sprei, jas hujan goodie bag dan tas, kerajinan, hingga jangkrik dan jamur tiram.

Namun, kata dia, hanya baru program pelatihan konveksi dan sablon yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai. “Untuk konveksi sementara ini masih pembuatan kaos sama kemeja , sablon kita buat juga, untuk kualitas sablon kita berani diadu dengan distro,” kata Gumira.

Gumira menjelaskan, biasanya untuk pemesanan kaos dan sablon datang dari pegawai yang memiliki club. Kemudian juga ada pesanan dari lapas lain, misalnya dari Lapas Indramyu. Tetapi untuk hal tersebut, pihaknya masih melakukan negosiasi mengenai harga.

Dikatakan Gumbira, bahwa warga binaan yang mengikuti program wirausaha bisa mendapatkan premi atau gaji. Misalnya untuk kegiatan konveksi, maka bisa mendapatkan premi untuk setiap piecesnya. Kata Gumira, premi untuk warga binaan sebesar 30 persen.

“Sekarang sedang dirancang, via online, kita juga sedang buat website, untuk kerjasama dengan platform online,” ungkapnya.

Untuk kegiatan pengolahan sampah sendiri, lanjut dia, pihaknya bekerjasama dengan Bank Sampah Bersinar. Tapi untuk sementara ini memang baru hanya pemilahan antara organik dan non organik.

“Rencananya untuk yang organik kita akan buat magot sama pupuk organik, cuma itu masih dalam tahap perencanaan. Karena modal untuk pembuatan pupuk harus ada ijinnya dari laboratorium, terus untuk yang non organik, kita sudah bekerjasama dengan bank sampah bersinar, jadi setelah kita di pilah kita proses lalu dijual ke pihak bank sampah bersinar,” jelasnya.

Namun, Gumbira pun mengeluhkan ditengah Pandemi Covid-19, sejumlah pesanan yang bisanya selalu ada ke tempat pelatihan di Lapas Jelekong, saat ini tengah mengalami penurunan.

“Selama pandemi Covid 19, mengalami penurunan pesan dari luar. Padahal sebelum pandemi, selalu ada pesanan, hal tersebut disebabkan karena mereka penjualannya lagi goncang,” tandasnya. (Ris/**)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow