Menu
Close
  • Halaman

  • Redaksi

Liriknews.com

Berita Sesuai Fakta

Sadis’ Bocah Lima Tahun Dibunuh Bapak Tirinya

Sadis’ Bocah Lima Tahun Dibunuh Bapak Tirinya

Smallest Font
Largest Font

SOREANG – Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, hal itu yang mengakibatkan seorang bocah Lima tahun yakni Aulia Eka Yanti harus meregang nyawa oleh bapak tirinya.

Tersangka yang berinisial HA (25) yang tega membunuh anaknya tirinya yakni Aulia, mengaku kesal karena sikap korban yang menanyakan kepadanya dengan kata kata kasar. Sehingga memicu tersangka melakukan aksinya.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengungkapkan, menurut keterangan tersangka HA, awal mula pemicu pembunuhan tersebut diakibatkan tersangka kesal terhadap korban, yang kerap kali berkata kasar. Selain itu, pada saat kejadian kondisi tersangka dalam terpengaruh minuman keras ditambah obat-obatan.

“Karena kesal, tersangka dengan tega membunuh anak tirinya dengan memasukkan sang anak kedalam toren air bersih 1000 liter, di rumah yang di kontraknya di Kampung Babakan Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Kamis (16/7) lalu” ungkap Hendra saat di wawancara di Mapolresta Bandung, Soreang, Senin (20/7).

Hendra pun menjelaskan, saat tersangka baru pulang mengamen, korban menanyakan kenapa tidak datang dengan mamahnya, namun kata-kata itu dilontarkan dengan perkataan kasar. Sehingga tersangka naik pitam dan korban diajak ke lantai tiga, dimana dilantai tiga tersebut terdapat toren.

“Setelah melihat toren, kaki korban dipegang lalu kepalanya dicelupkan ke dalam air selama 10 menit. Setelah korban tidak bergerak, pelaku membiarkannya agar tenggelam. Saat melakukan aksinya, tersangka dalam keadaan mabuk terpengaruh minuman keras dan obat-obatan,” jelasnya.

Hendra menerangkan, bahwa tersangka HA dan istrinya serta korban berprofesi sebagai pengamen. “Keluarga Aulia sendiri, merupakan keluarga pengamen. Korban Aulia merupakan pengamen jalanan yang setiap harinya mengamen bersama ibunya, yang tak lain istri siri dari HA,” terangnya.

Sebelumnya, kata Hendra, tersangka bersama tiga orang saksi lainnya dijadikan saksi, karena telah menemukan mayat korban. Menurutnya saksi lainnya, bahwa tersangka yang pertama kalinya menunjukkan korban berada dalam toren kepada adiknya saat keluarga korban lainnya mencari korban

“Jadi HA ini yang menunjukan ke adiknya saat keluarga Aulia mencari Aulia, dan akhirnya Aulia ditemukan didalam toren air dalam kondisi meninggal, pada Jumat (17/7), lalu” ucapnya.

Setelah dilakukan penyelidikan, lanjutnya, pihaknya menduga bahwa kejadian itu merupakan pembunuhan, pasalnya tidak mungkin jika korban masuk ke dalam toren sendirian. Karena usianya masih lima tahun. Terlebih hasik visum menunjukkan adanya cairan di dalam paru-paru korban. Dimana korban ini tenggelam.

“Akibat perbuatan tersangka dijerat Pasal 80 Ayat 3 UU RI No 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak, dan Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara,” Paparnya.

Sementara itu, saat ditanya oleh Wakapolresta Bandung, AKBP A Agus R, tersangka HA mengaku sering dimarahi korban. Tak hanya korban, ibu korban pun kerap memarahinya. “Bukan sekali saja. Tapi sering. Marahnya dengan menggunakan kata-kata kasar,” ujarnya.

Saat kejadian pada Kamis 16 Juli 2020, kata dia, dirinya mengaku gelap mata karena korban kembali berkata kasar kepadanya saat mencari ibunya. Terlebih ia juga mengaku dalam keadaan mabuk miras ditambah obat-obatan. “Saya bawa ke lantai tiga, lalu saya tenggelamkan di toren,” kata tersangka.

Setelah membunuh korban, pelaku akhirnya berpura-pura tidak mengetahui saat keluarga korban mencari korban karena tak kunjung pulang. Pada keesokan harinya, Jumat (17/7), HA meminta agar adiknya mengecek toren air.

“Saya minta adik saya cek toren air. Adik saya menemukan AE. Saya pura-pura ikut panik. Saya menunjukkan keberadaan korban karena saya kepikiran malam harinya setelah membunuh,” ucapnya.

HA pun menceritakan jika anak tirinya memang sudah terbiasa berkata kasar mengikuti cara ibunya. Sebab, ia sering ikut mengamen dengan ibunya di Kereta Api jurusan Cicalengka-Bandung.

“Memang begitu (berkata kasar). Dia sering ikut ibunya mengamen. Saya sangat menyesal karena telah membunuh karena kalap,” tandasnya. (Jul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow