Menu
Close
  • Halaman

  • Redaksi

Liriknews.com

Berita Sesuai Fakta

Banjir di Garut Selatan, Diakibatkan Alih Fungsi Lahan

Banjir di Garut Selatan, Diakibatkan Alih Fungsi Lahan

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS. GARUT – Banjir bandang yang terjadi di Garut Selatan pada Senin (12/10), diakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang seharusnya ditanami pohon tegakan. Hal tersebut dikatakan Komandan Kodim (Dandim) 0611 Garut, Letkol CZi Deni.

“Alih fungsi tersebut diketahui setelah melakukan tinjauan langsung ke lapangan menggunakan helikopter bersama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” ungkap Dandim, saat memberikan keterangannya, Rabu (18/11).

Dalam peninjauan tersebut, ungkap Deni, di kawasan pegunungan Garut Selatan yang seharusnya ditumbuhi pohon keras menjadi palawija. “Banyak tanaman sayuran, tomat, kentang, kolo, dan lainnya. Jadi ada alih fungsi lahan disana yang seharusnya menjadi daerah resapan air,” katanya.

Dandim mengaku pihaknya belum mengetahui pasti luas area lahan yang rusak akibat alih fungsi lahan itu. namun diperkirakan ratusan hektare. Walau begitu, diungkapkan Dandim, pihaknya tidak menyalahkan siapa-siapa dalam terjadinya alih fungsi lahan itu.

“Kita sudah melakukan rapat dengan sejumlah pihak untuk memperbaiki kawasan hulu yang sudah rusak akibat alih fungsi lahan itu,” ungkapnya.

Dandim mengatakan, saat ini
sejumlah anggota TNI yang bertugas di Kodim 0611 Garut masih terus melakukan kegiatan di lapangan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir.

“Untuk yang besarnya saat ini kita sedang membangun jembatan menggunakan dana dari yayasan-yayasan kemanusiaan. Jembatan yang kita bangun ini menghubungkan Desa Paas dengan Desa Depok. Ini harus segera karena jembatan itu satu-satunya akses yang bisa digunakan selain menyebrangi sungai,” jelasnya.

Diluar itu, para anggota TNI pun melakukan kegiatan di lapangan memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir secara swakelola. Walau begitu, masyarakat yang sempat terdampak banjir sudah kembali berkegiatan seperti biasa.

Hingga saat ini, dari data yang dimilikinya, lebih dari 100 warga masih harus mengungsi di rumah-rumah saudaranya karena rumahnya yang rusak berat akibat banjir. Beberapa rumah bahkan sudah tidak bisa ditinggali lagi karena berada di kawasan yang rawan longsor.

“Kalau tenda pengungsian sudah tidak ada, tapi memang masih ada warga yang masih harus tinggal di rumah saudaranya. Mereka itu yang rumahnya rusak berat, dan bahkan ada yang memang harus direlokasi ke tempat yang lebih aman,” tandasnya. (Go/**).

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow