Yadi Srimulyadi: Empat Pilar Kebangsaan Untuk Meningkatkan Kesadaran Kehidupan Berbangsa dan Ber-Negara

Yadi Srimulyadi: Empat Pilar Kebangsaan Untuk Meningkatkan Kesadaran Kehidupan Berbangsa dan Ber-Negara

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang ada di masyarakat, karena masyarakat Indonesia ini adalah masyarakat yang berketuhanan, berkeadilan, yang mana memiliki tradisi bermusyawarah dan sudah sepakat untuk membangun Kesatuan Nasional.

Hal tersebut dikatakan Anggota MPR RI H. Yadi Srimulyadi dalam pemaparannya saat sosialisasi Empat Pilar, di Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022) Pukul 14.00 WIB.

“Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan memberikan pembelajaran lebih mengenai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berkehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat khususnya di Daerah Pemilihan Dapil II Jawa Barat,” kata Yadi.

Yadi menjelaskan, tentang Kebersamaan nilai gotong-royong, toleransi, kerukunan dan hidup berdampingan merupakan nilai-nilai yang sejalan dengan Empat Pilar Kebangsaan.

“Pancasila sebagai Ideologi Negara, seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila sendiri berasal dari dua kata Sansekerta, yakni Panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asa. Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf Ke-4 Pembukaan Undang–undang Dasar (UUD) 1945,” jelasnya.

Lebih lanjut lagi, Yadi mengungkapkan, bahwa undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar tertulis, konstitusi Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

NKRI berasal dari singkatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

“Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah berbeda–beda tetapi tetap satu,” ungkap Yadi.

Menurut Yadi, Pancasila merupakan sebuah karya besar dari kehebatan para founding fathers bangsa Indonesia di dalam meracik sebuah ideologi jalan tengah di luar ideologi Islam dan ideologi sekuler liberal atau barat.

Karena, kata Yadi, para funding fathers bangsa ini dapat ‘meracik’ ideologi Pancasila ini sebagai  ideologi khas nusantara.

“Terbukti selama ini ideologi masih bisa dipraktekkan, meskipun dari sisi kualitas memang terus menerus didalami oleh masyarakat kita. Pancasila ini sebenarnya punya suatu gambaran cita-cita masyarakat yang ideal, bahwa masyarakat nusantara yang ber-Pancasila ini sebenarnya masyarakat yang berperadaban tinggi,” pungkas Yadi. (Jul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow