Serap Aspirasi Warga, Ini Yang Dikatakan Dede Yusuf

Serap Aspirasi Warga, Ini Yang Dikatakan Dede Yusuf

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Ada hal tak biasa dialami Dede Yusuf, Wakil ketua Komisi X DPR ini sempat terhambat bongkahan batu besar saat menuju sebuah kampung.

Desa di balik gunung itu harus ditembus Dede Yusuf karena sudah ditunggu lebih 500 emak-emak. Mereka tak sabar menanti kehadiran politikus senior Partai Demokrat itu pada Sabtu (2/9/2023).

Wilayah itu bernama Desa Kidangpananjung, Kecamatan Cililin, Kab Bandung Barat. “Selain sempat nyasar, ternyata jalan menuju ke sana terhalang batu besar,” ujar Dede Yusuf.

Satu-satunya jalan menuju balai desa rupanya terhalang bongkahan batu. Sudah tiga mingguan akses warga terhalang. Hanya roda dua yang bisa melewati jalan tersebut.

Pas di hari Dede Yusuf berkunjung ke sana, Kades Kidangpananjung Yuyu Yuhaeni menugaskan tukang pahat batu. Tapi, batu belum bisa dipecahkan saat Dede Yusuf dan rombongan tiba.

Terpaksa, tim Imah Rancage yang menyertai Dede Yusuf bahu membahu ikut mendorong bongkahan batu. Menyingkirkan dari jalan supaya Dede Yusuf bisa lewat.

“Ada hikmahnya juga. Tim saya dan warga bisa membuka akses jalan lagi. Bongkahan batu sebesar gajah itu bisa disingkirkan. Mobil jadi bisa lewat lagi,” kata Dede Yusuf dalam kundapil DPR RI tersebut.

Begitu Dede tiba di aula balai desa, sorak sorai warga bergema. Mereka senang bisa bertemu langsung tokoh yang selama ini hanya bisa dilihat di layar kaca dan film.

Bukan hanya itu. Dede Yusuf pun serap aspirasi dari warga. Bahkan memberikan sejumlah hadiah saat tanya jawab dengan warga. Masyarakat berharap ada SMP atau SMK yang dekat.

“Jika naik ojek, ongkos untuk sekolah ke SMP atau SMA itu Rp 50 ribu pergi pulang,” ujar Imam Tunggara, Ketua DPC Partai Demokrat KBB ini dikenal juga sebagai “sultan” pendidikan.

Dia ikut menyertai Dede Yusuf menyapa warga. Imam Tunggara yang memiliki sekitar 40 sekolah ini adalah juga Caleg DPRD dari dapil Cililin, Cihampelas, dan Batujajar.

Karena SMP dan SMA jauh, banyak pernikahan dini di wilayah Kidangpananjung. Gadis usia 15-16 tahun banyak menikah. Tak jarang berakhir dengan perceraian. (Yul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow