Saat Reses, Dede Yusuf Nobar Hasil Karya Komunitas Film Daerah

Saat Reses, Dede Yusuf Nobar Hasil Karya Komunitas Film Daerah

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Kegiatan serap aspirasi masyarakat atau reses seringkali bersifat formal. Namun, suasana kali ini tampak berbeda pada reses Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat H. Dede Yusuf Macan Effendi, ST, M.Ipol, di Hotel Grand Sunshine, Kabupaten Bandung, Jumat (23/12/2022).

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II itu menggelar nonton bareng (Nobar) hasil dari komunitas film, dan berdiskusi dengan para pegiat film dan fotografi dari berbagai daerah. 

Reses ini bertemakan “Bincang Kreatif Bedah Karya Film dan Fotografi Program Lensa Kreatif 2023”.

“Hari ini, kita telah melihat beberapa contoh film yang dibuat. Saya sangat kagum ternyata hasilnya sudah seperti film, walaupun pendek. Dari sini, nanti kita akan melihat apakah benar komunitas film dan fotografi ini tersebar di berbagai daerah atau hanya fokus di kota-kota besar,” ungkap Kang Dede Yusuf panggilan akrab Dede Yusuf.

Dikatakan Kang Dede Yusuf, apabila komunitas ini bagus, maka komunitas serupa akan muncul di daerah, dan kedepannya target utama adalah merevisi Undang-undang Perfilman yang salah satunya meminta pemerintah daerah mendorong adanya bioskop.

“Mengapa bioskop daerah penting, karena saat ini perputaran film hanya dimonopoli  perusahaan-perusahaan tertentu yang bermain di film-film Twenty One dan lain sebagainya,” kata Kang Dede Yusuf.

Kang Dede Yusuf berharap, diskusi ini bisa mendorong munculnya komunitas dan bioskop daerah dengan harapan karya anak bangsa bisa ditayangkan di setiap daerah.

“Sehingga, akan mendorong industri perfilman di daerah masing-masing,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong kewajiban pemerintah daerah untuk menggunakan aset daerah. Pasalnya, kata Kang Dede, saat ini banyak aset yang terbengkalai. Karena masyarakat butuh hiburan, maka pemerintah wajib membuat bioskop daerah.

Nantinya, lanjut Kang Dede Yusuf, bisa bekerja sama dengan pengusaha. Menurutnya pengusaha akan bersedia bekerja sama jika ada keuntungan.

“Artinya, harus ada dukungan pemerintah. Apakah retribusi pajak dan kemudahan-kemudahan lainnya yang membuat pengusaha itu mau bekerja sama,” jelasnya.

Kang Dede Yusuf juga menyatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI telah menciptakan Program Lensa Kreatif pada 2021. 

“Awalnya para produser film, seniman film datang kepada Presiden Jokowi untuk meminta dukungan perfilman nasional. Maka dibuatlah konsep bantuan pembiayaan untuk film nasional,” ungkap Kang Dede Yusuf.

Menurutnya, setelah bantuan turun, pihaknya paham yang memanfaatkannya produser-produser besar, produser-produser film dan hasilnya menjadi film komersial.

“Saya bersama Menteri Pariwisata memikirkan apabila mau membuat film itu besar, maka kita harus fokus pada yang namanya ekosistem,” katanya.

“Ekosistem itu bukan hanya bioskop, produser, pekerja seni, tetapi juga ada yang disebut sebagai generasi di bawahnya yaitu komunitas film. Maka kita siapkanlah program yang rencananya akan memberikan bantuan kepada 1.000 komunitas film atau fotografi di seluruh Indonesia,” sambungnya.

Rencananya demikian, imbuh Dede Yusuf, tapi kemudian ada potongan anggaran sehingga hanya sekitar 500 komunitas film atau fotografi yang mendapatkannya.

Bantuan keuangan dari pemerintah itu, lanjut Kang Dede Yusuf, untuk pembuatan film atau fotografi yang berkaitan dengan sektor ekonomi kreatif. 

“Proses ini berjalan dan ternyata tidak mudah, banyak pelaku di daerah yang bisa bikin, tetapi tidak bisa mempertangungjawabkan,” pungkas Kang Dede Yusuf. (Yul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow