Puluhan Rumah di Kecamatan Cangkuang Diterjang Angin Puting Beliung
LIRIKNEWS – Bupati Bandung H. M Dadang Supriatna meninjau lokasi bencana angin puting beliung di Desa Cangkuang dan Desa Tarajusari Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jumat (20/5/22).
Bencana puting beliung di kedua desa tersebut mengakibatkan 52 rumah warga rusak ringan hingga berat. Dari 52 rumah tersebut, diantaranya 30 rumah warga Desa Cangkuang dan 22 rumah warga Desa Tanjungsari yang terdampak.
Dadang mengaku prihatin dan mendoakan warga untuk bersabar menghadapi musibah yang menimpa. Ia pun meminta warga tetap siaga menghadapi cuaca ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
“BPBD bersama aparat kecamatan dan desa masih melakukan assesment untuk selanjutnya memberi bantuan, mungkin jumlah yang terdampak bisa bertambah,” ungkap Kang DS panggilan Bupati Bandung.
Namun, lanjut Kang DS, kebanyakan rumah yang rusak akibat puting beliung berada di RW 01 dan RW 09 Kampung Cangkuang Desa/Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung.
“Sebagian warga yang menjadi korban rusak ringan secara mandiri memperbaiki atap rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Adapun bantuan yang diberikan, kata Kang DS, yakni uang tunai untuk perbaikan rumah yang rusak, selain family kit untuk warga korban bencana. Kang DS pun berharap bantuan bisa dtransfer melalui nomor rekening masing-masing korban.
“Nilai bantuannya masih dalam proses assesment oleh BPBD, karena ada klasifikasi rusak ringan, sedang dan berat,” jelas Kang DS.
Kang DS juga mengaku, bahwa Pemkab Bandung telah menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang nilainya mencapai Rp 116 miliar dari APBD 2022.
“Sebagai daerah rawan bencana, sudah menyiapkan anggaran BTT, baik yang disimpan langsung di dinas atau BPBD. Selain untuk bencana alam, dana BTT sebesar itu termasuk diantaranya untuk menanggulangi Covid-19,” kata Kang DS.
Hanya saja, Ia tidak sependapat dengan salah satu klausul dalam regulasi terkait penyaluran BTT ini. Pasalnya, kata Kang DS, dalam aturan ada salah satu persyaratannya bahwa BTT baru bisa disalurkan apabila ada kejadian luar biasa, antara lain bencananya harus menimbulkan korban jiwa.
“Ini yang saya tidak setuju dengan aturan pemerintah pusat terkait BTT ini. Masa kan dalam penyaluran BTT itu syaratnya harus ada korban yang meninggal dunia dulu, kan tidak etis,” terang Kang DS.
Karena itu, lanjut Kang DS, akan membicarakan hal ini ke pemerintah pusat agar klausul tersebut bisa diubah.
“Saya akan coba untuk komunikasi dengan pemerintah pusat untuk adanya perubahan dari peraturan yang mengganjal ini. Karena kami ini menyiapkan anggaran BTT Rp 116 miliar, tapi tidak bisa digunakan semena-mena,” paparnya.
Sementara itu, Ayu (35), warga Kampung Cangkuang menuturkan, sebelum angin besar menerjang, warga sempat mendengar suara gemuruh seperti gempa.
“Sekitar Pukul 15.00 WIB. Pertamanya gerimis terus ada angin kayak ada gempa gitu ngaguruh di luhur teh. Ngaburusut wae dari luhur teh pada berjatuhan, seng pada berterbangan ke depan rumah,” terang Ayu.
“Bahkan, asbes rumah saya juga hancur tertimpa genting tetangganya yang terbang dibawa angin puting beliung,” pungkas Ayu. (yul)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow