Proyek Agro Organik Belum Mengantongi Ijin Dari Masyarakat dan Desa Tenjolaya

Proyek Agro Organik Belum Mengantongi Ijin Dari Masyarakat dan Desa Tenjolaya

Smallest Font
Largest Font

SOREANG, LIRIKNEWS – Lebih dari satu bulan pembangunan proyek Argo Organik PT. Kotak Jiwa Sejahtera (KJS) yang berada di Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung belum mengantongi izin dari masyarakat maupun desa. Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Tenjolaya Is Somantri.

“Memang proyek Agro Organik belum mendapatkan ijin dari masyarakat, dan saya pun selaku kepala desa pun belum pernah menandatangani ijin atas proyek tersebut. Namun, saat ini pihak pengembang sedang memproses perijinan tersebut,” kata Is saat ditemui di Soreang, Senin (24/5/2021).

Dikatakan Is, pihak pengembang terlalu bersemangat untuk segera melaksanakan kegiatan di proyek tersebut sehingga melupakan hal yang seharusnya ditempuh tetapi dengan adanya perhatian dari berbagai pihak, pengembang Agro Organik tersebut menjadi termotivasi untuk menyelesaikan perijinan.

“Setelah adanya sorotan dari berbagai pihak, pengembang pun lebih mempercepat proses perijinan proyek lahan organik tersebut,” katanya IS.

Menurutnya, permasalahan yang sebelumnya mencuat, karena adanya kesalahpahaman antara masyarakat terkait tersumbatnya saluran air, padahal sebetulnya aliran air itu masih ada karena dibawahnya dibuatkan saluran melalui pipa.

“Jadi maklumlah reaksi masyarakat, hanya hikmahnya bagi saya dengan adanya reaksi seperti itu membangkitkan semua pihak untuk menjadi pemerhati terutama pihak pengembang sekarang jadi lebih cepat untuk memproses untuk melegalkan kegiatan tersebut,” paparnya.

Terkait adanya pembabatan area disana, Is mengatakan itu merupakan lahan pribadi milik pengembang, namun pihaknya sudah mengingatkan terkait hal itu. Sementara lahan carik seluas empat hektar yang dimanfaatkan oleh pihak pengembang itu tidak dibongkar karena masih dipakai sebagai lahan pertanian.

“Jadi tidak seperti yang di gambar, tidak dikeruk, itu kan berjauhan, lahan carik tidak berubah posturnya, tidak dibongkar, tidak dikeruk, nantinya lahan carik itu akan bermitra antara Pemdes dengan masyarakat yang mengelola itu,” jelasnya.

Ia pun meyakinkan petani disana tidak akan tergusur, justru adanya lahan agro organik akan bermanfaat bagi petani itu sendiri, karena penjualan hasil pertaniannya kepada pihak pengembang, modalnya pun diberi dari pengembang.

“Mereka justru terdidik menjadi petani yang profesional yang tidak menggunakan kimia,” katanya.

Pihak pemerintah Desa Tenjolaya sendiri menurut Is sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, justru kemitraan itu akan menguntungkan bagi masyarakat. Selain manfaat di bidang pertanian, uang sewa lahan carik dari pihak pengembang sudah dipergunakan untuk membeli tanah guna membangun gedung olahraga (GOR) desa.

“Biaya sewa lahan carik tersebut adalah Rp.60 juta untuk tiga tahun kedepan, tetapi uang sewa tersebut untuk biaya pembelian lahan untuk GOR desa Tenjolaya,” ungkapnya.

Luas seluruh lahan carik milik Desa Tenjolaya adalah 25 hektar, lanjut IS, namun yang disewakan kepada pengembang hanya 4 hektar itupun hanya tanah pinggiran yang tidak produktif saja, sementara sisanya 21 hektar masih digarap oleh petani.

“Kalau lahan yang bagusnya justru dipakai oleh petani sampai sekarang,” katanya.

Is mengungkapkan, pihak pengembang sebenarnya tidak menginginkan tanah carik tersebut, namun pihak pemerintah Desa Tenjolaya yang medesak agar tanah carik tersebut disewa dan uangnya digunakan untuk membeli tanah guna membangun GOR desa.

“Kami butuh tanah untuk pembangunan GOR, sampai saat ini desa tidak bisa membeli tanah karena tidak ada anggaran untuk itu, sementara Dana Desa sangat tidak boleh dipakai untuk itu, jadi kami berupaya bagaimana caranya agar desa kami maju. Nah, kebetulan ada pengembang ya kami tawarkan itu, uangnya pun tidak masuk ke saya tetapi melalui kas desa, kita lebih untung,” paparnya.

Terkait dampak lingkungan yang mungkin terjadi, Is mengatakan itu tidak akan berpengaruh langsung pada masyarakat sebab lahannya cukup jauh dari pemukiman warga.

“Paling lahan pertanian yang dibawah aja yang kena,” tandasnya. (Ris/**)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow