Menu
Close
  • Halaman

  • Redaksi

Liriknews.com

Berita Sesuai Fakta

Polresta Bandung Sita Ribuan Botol Pestisida dan Fungisida Palsu Berbagai Merek

Polresta Bandung Sita Ribuan Botol Pestisida dan Fungisida Palsu Berbagai Merek

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Peredaran obat pestisida dan fungisida palsu berbagai merek dari PT Syngenta merebak di wilayah Kabupaten Bandung. Adanya hal tersebut jajaran Polresta Bandung berhasil amankan dua tersangka berinisial DKA (21) dan AM (48).

Menurut penyelidikan Satreskrim Polresta Bandung, kedua tersangka memperjualbelikan pestisida dan fungisida palsu merek amistartop, score, virtako melalui toko online

Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo menerangkan, fungisida atau pestisida palsu yang dijual ini sangat merugikan para petani.

“Pembasmi hama ini seharusnya bermanfaat untuk para petani, tapi dengan ada merek palsu ini jadi merugikan para petani,” ungkap Kusworo saat di wawancara di Mapolresta Bandung, Selasa (5/3/2024).

Dikatakan Kusworo, selain merugikan para petani, tentunya ini juga jelas merugikan pemegang merek karena para tersangka menjualnya dengan harga lebih murah.

“Informasi terungkapnya kasus ini berawal dari sejumlah petani yang menggunakan, lalu melaporkannya. Ini bisa menganggu stabilitas pangan,” katanya.

“Kedua tersangka dijerat Pasal 100 ayat (1) dan 102 UU RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, dengan hukuman penjara maksimal 5 tahun,” tegasnya.

Sementara itu, Bisnis Sustainability Manager PT Syngenta Indonesia, Mirna Mutiara memaparkan, akibat adanya pemalsuan ini yang paling dirugikan dan terdampak adalah para petani.

“Apabila petani gunakan pestisida palsu, maka panen akan gagal. Ketika gagal panen kita tidak ada produksi pangan. Ketika tidak ada produksi pangan dampaknya gangguan terhadap ketahanan pangan,” kata Mirna.

“Ketika petani mengalami kegagalan, itu dampaknya terhadap perekonomian petani,” ujarnya.

Awal mula mengetahui adanya barang palsu tersebut, lanjut Mirna, dari keluhan dan aduan para petani yang menjadi korban.

“Jadi mereka (petani) mengadukannya lewat sosial media resmi Syngenta. Dari situ kami mulai menelusuri,” ungkapnya.

Ditanya terkait perbedaan barang palsu dan asli, ia tidak menjelaskan secara rinci. Namun yang pasti, kata Mutiara, yang membedakan paling menonjol itu dari warna cairannya. Kemudian ketika dipakai biasanya dalam seminggu kelihatan hasilnya, ternyata tidak.

“Kami mengimbau, agar terhindar dari merek palsu, para petani lebih baik beli produk asli di toko resmi khusus pertanian,” pungkasnya. (Yul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow