Petani Gagal Panen, Pemkab Bandung Siapkan 26 Miliar
LIRIKNEWS – Hasil pertanian beberapa komoditas di wilayah Kabupaten Bandung mengalami gagal panen. Hal itu diakibatkan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, saat di wawancara, Rabu (20/7/2022).
“Saat ini kondisi pertanian tergolong tidak stabil. Karena kemarin musim hujan kemudian ada badai La Nina. Jadi pengaruh curah hujan tinggi dan suhu udara lebih dingin, sehingga dampaknya cukup serius terhadap sektor pertanian,” ungkap Tisna.
“Karena seharusnya sekarang bulan Juli sudah musim kemarau, dari mulai April biasanya sudah kemarau. Mei mulai menjemur kemudian Juli sudah menanam kembali, tapi sementara sekarang masih hujan,” sambungnya.
Kendati demikian, Tisna mengaku, untuk kebutuhan air bagi lahan pertanian maupun perkebunan saat ini cukup melimpah.
“Untuk sumber air memang bagus bagi tanaman, terjamin. Tapi akibatnya penyakit dan hama jadi ancaman,” ujar Tisna.
Oleh karena itu, lanjut Tisna, sektor pertanian sebagai ketahanan pangan pergerakannya kurang stabil. Akibatnya, dikatakan Tisna, kenaikan harga bisa saja terus meroket.
“Dampaknya harga terus melonjak, seperti kubis, tomat atau cabai. Apalagi untuk tomat dan cabai, itu ada proses pembungaan lalu pembuahan,” jelasnya.
“Karena hujan tinggi, tanaman kena badai, akhirnya suplai bunga tidak seimbang otomatis jadi banyak gagal panen,” paparnya.
Namun, lanjut Tisna, apabila para petaninya bisa mengantisipasi menggunakan plastik biar tanaman terlindungi, maka tanaman akan selamat dan bisa mengalami keuntungan.
Sementara itu, Tisna menerangkan, faktor lain para petani mengalami kerugian untuk saat ini bukan hanya disebabkan oleh cuaca ekstrim.
“Komoditas-komoditas yang sebelumnya mendapatkan subsidi pupuk, namun saat ini dikurangi. Pertanian dari 43 macam hanya 9 macam yang mendapatkan subsidi pupuk,” katanya.
Adapun komoditas yang masih disubsidi oleh pemerintah untuk kebutuhan pupuknya, kata Tisna, antara lain yakni jagung, padi, kedelai, bawang merah, cabai merah dan lainnya.
“Subsidinya masih ada tapi dikurangi, hanya 36 persen dari kebutuhan. Tahun 2023, pak Bupati akan memberikan hibah untuk kelompok tani yang berada di Kabupaten Bandung,” terangnya.
Tisna menjelaskan, pemberian dana hibah bagi kelompok-kelompok tani oleh Pemerintah Kabupaten Bandung itu, sudah disiapkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp26 miliar rupiah.
“Rata-rata per kelompok diberi Rp10 juta Dihitung per orang Rp500 ribu di setiap kelompok tani untuk stimulan pemberian pupuk,” pungkas Tisna. (Yul)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow