Pendiri NII Crisis Center Mengutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri
BANDUNG, LIRIKNEWS – Bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar, hal tersebut sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Oleh karena itu, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengutuk keras aksi radikal tersebut.
“Aksi bom bunuh diri dilakukan sengaja untuk memunculkan rasa takut di masyarakat. Namun saya berharap agar masyarakat jangan pernah takut dan tak terpengaruh, sehingga, harus terus bergerak melawan terorisme,” ungkap Ken saat dihubungi via telepon, Minggu (4/4).
Menurut Ken, bahwa para pelaku bom bunuh diri itu telah belajar dengan guru yang salah, sehingga, katanya, cara menafsirkan ayat jihad pun salah, sehingga dampaknya jihadnya pun salah.
“Para kelompok radikalisme salah menafsirkan alquran surat albqarah ayat 207 yang bunyinya : Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridoan Allah,” jelasnya.
Ken menegaskan, para teroris dan pelaku bom bunuh diri adalah merasa menjadi manusia pilihan yang akan mendapatkan surga tanpa hisab bersama keluarga, mereka itu taqlid buta kepada guru atau pimpinannya. Sehingga, lanjut Ken, mereka mau saja melakukan aksi bodoh tersebut.
Lebih lanjut lagi Ken mengatakan, pelaku bom bunuh diri tersebut tidak akan Guru nya atau pemimpin mereka. Pasalnya, kata Ken, bagi pelaku radikal, guru atau pimpinan mereka adalah wakil Allah dimuka bumi, jadi perintahnya wajib ditaati seperti dalan ayat di Alquran surat Albaqarah ayat 285 yang berbunyi: “Sami’na Wa Atho’ na” artinya kami mendengar dan kami taat.
“Jadi orang yang sudah bergabung dalan kelompok radikal seperti kerbau yang sudah di cokok hidungnya, sehingga mau saja melakukan apapun sesuai perintah pimpinan, termasuk melakukan aksi bom bunuh diri,” kata Ken.
Ken berharap, agar masyarakat belajar agama dengan paripurna kepada ahlinya. Supaya, tidak salah jalan dan tidak terbawa-bawa oleh kelompok radikalisme.
“Apabilaa msyarakat menemukan adanya indikasi anti pancasila dan berkeinginan mendirikan negara Islam atau khilafah, maka harus diwaspadai,” jelasnya.
Menurut Ken, orang yang sudah terpapar radikal juga takfiri yang berciri intoleran, cenderung anti budaya kearifan lokal, serta senang melabeli kelompok di luar mereka sesat dan kafir.
Lebih lanjut lagi Ken juga menjelaskan ciri ciri orang yang sudah terpapar radikal adalah kecenderungan mereka lemah di bidang akhlak, perilaku, budi pekerti, mereka lebih menonjol pada hal-hal yang sifatnya ritual keagamaan, identitas keagamaan, tampilan luar keagamaan, sementara ahlaknya tidak mencerminkan orang yang beragama alias jahiliyyah.
“Dimedsos termasuk di group whatsapp, orang yang terpapar radikal cenderung berisik, dalam komunikasi tidak mau mengalah, dan bila ada yang mengkritik mereka selalu di labeli anti Islam dan komunis. Sehingga, masyarakat harus waspada dan lawan mereka, supaya jangan sampai paham mereka menyebar di lingkungan kita,” tutup Ken. (Ris/**)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow