Pemkab Bandung Launching Buku ‘Persis Di Era Millenium Kedua’

Pemkab Bandung Launching Buku ‘Persis Di Era Millenium Kedua’

Smallest Font
Largest Font

SOREANG – Bupati Bandung Dadang M Naser mengungkapkan, Persatuan Islam (Persis) harus menjadi lokomotif pemikiran keislaman, gerakan dakwah dan pendidikan di Kabupaten Bandung.

“Persis dituntut agar tampil sebagai salah satu sumber kebangkitan baru bagi umat Islam, khususnya di Kabupaten Bandung. Dengan menjadi lokomotif dalam pemikiran keislaman, insya Allah dapat tercipta Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ungkap bupati pada acara Launching Perdana Buku ‘Persis Di Era Millenium Kedua’ di Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) Soreang, Selasa (10/11).

Dirinya berpendapat, peluncuran buku tersebut merupakan dukungan bagi pemerintah daerah dalam membangkitkan kembali budaya literasi di Kabupaten Bandung.

“Atas nama pemerintah daerah, kami memberikan apresiasi kepada Persis yang kembali membuat gebrakan dengan penerbitan buku ini. Dengan hadirnya buku Persis di Era Millenium Kedua, kami berharap budaya literasi di Kabupaten Bandung dapat meningkat,” harapnya.

Tak hanya itu, ia juga berharap Persis dapat melahirkan kader potensial yang menjadikan Al-Quran dan Al-Hadits sebagai tuntunan. Hal itu dapat terlihat dari terbentuknya badan otonom di sejumlah wilayah.

“Seperti kita ketahui, Persis telah membentuk sejumlah badan otonom. Seperti Persatuan Islam Istri (Persistri), Pemuda Persatuan Islam, Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam, Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam, serta Ikatan Santri dan Pelajar Persatuan Islam,” terang Bupati Bandung.

Sementara Inisiator buku Persis di Era Millenium Kedua Atip Latipulhayat menjelaskan, peluncuran buku tersebut bertujuan untuk mengembalikan jamiyah Persis sebagai kiblat pemikiran.

“Bagaimana Persis melahirkan cendikiawan-cendikiawan baru dan menjadi referensi pemikiran, khususnya dalam kajian keislaman,” jelas Atip.

Dirinya juga menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali literasi di jamiyah.

“Beberapa dekade ke belakang, tradisi menulis Persis baik dalam khutbah maupun komunikasi verbal cukup diakui. Oleh karenanya, bagaimana dakwah dan komunikasi lisan bisa berjalan beriringan,” pungkasnya. (Jul/*).

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow