Panen Raya Padi di Desa Ciparay Kabupaten Bandung
KABUPATEN BANDUNG – Kelompok Tani Sumber Rejeki III bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung, dan Pemerintah Provinsi Jabar melaksanakan kegiatan Panen Raya Padi di Blok Parigi Desa Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Selasa pagi (29/3/2022).
Saat panen raya dihadiri Ketua Tim Baraya Rajiv serta beberapa perwakilan dari perusahaan Pupuk Hayati Cair Extragen dan pihak lainnya.
Panen Raya Padi ini merupakan hasil pertanian para petani yang menggunakan pupuk hayati cair extragen dalam bertani sehingga dapat meningkatkan panen produksi pertanian padi yang sebelumnya hanya 6,5 ton per hectare, meningkat menjadi 8 ton per hektare, bahkan ada yang mencapai 9 ton per hektare.
Bupati Bandung Dadang Supriatna diwakili Staf Ahli Bidang Perekonomian Kabupaten Bandung Agus Firman mengatakan, bahwa pelaksanaan panen raya padi ini merupakan salah satu bentuk hasil pembangunan pada sektor pertanian yang diarahkan untuk mewujudkan kebangkitan ketahanan pangan dan pertanian dalam lingkup regional dan nasional.
“Pencapaian tersebut dilakukan melalui berbagai kebijakan, di antaranya dengan pemanfaatan sumber daya dan budaya lokal, teknologi inovatif, serta peningkatan pemberdayaan ekonomi pertanian,” tutur Agus Firman didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandug, Tisna Umaran.
Agus mengatakan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Bandung saat ini memiliki prospek usaha yang cukup tinggi.
“Hal ini ditandai dengan meningkatnya produksi, pengelolaan dan pemasaran produk pertanian Kabupaten Bandung keluar daerah, regional maupun internasional,” ungkapnya.
Agus mengaku, bahwa Kabupaten Bandung memiliki produk unggulan, antara lain padi organik bersertifikat dari Lembaga sertifikasi di bidang organik yaitu INOFICE serta beberapa roduk pertanian yang sudah berbentuk korporasi seperti korporasi jagung hibrida, korporasi kopi, korporasi hortikultura, serta komoditi unggulan lainnya seperti kentang, bawang merah, susu sapi dan umbi arnet.
Dikatakannya, khusus pada komoditi padi terdapat unggulan yaitu padi ketan hitam yang diekspor ke Jepang.
“Ketan hitam ini sangat baik untuk dibuat sake, juga padi merah organik yang baik untuk makanan kesehatan yang rendah kalori dan dikerjasamakan dengan Tropicana Slim. Kemudian beras putih organik kerjasama pemasarannya dengan Kalbe Farma. Tepung beras organik kerjasama pemasarannya dengan PT Retailindo,” jelasnya.
Pemkab Bandung, menurut Agus Firman, menyadari bahwa produksi padi belum optimal yaitu sekitar 6,3 ton sampai dengan 6,5 ton per hektare.
“Walaupun kita ketahui, para petani padi di Kecamatan Ciparay ini sudah ada yang menghasilkan produksi antara 8 ton sampai 9 ton per hektate,” ujarnya.
Dari permasalahan itu, lanjutnya, diperlukan adanya inovasi untuk meningkatkan produksi pertanian, di antaranya pemanfaatan pupuk hayati cair extragen dari PT Indorama Mitra Persada 168.
“Pemanfaatan pupuk ini sudah terbukti melalui aplikasi di Kelompok Tani Sumber Rejeki III Blok Parigi Desa Ciparay, dapat meningkat yang semula 6,5 ton per hektare menjadi 8 ton per hektare,” jelasnya.
Ia juga berharap kepada perusahaan tersebut untuk memberikan bantuan pembinaan, pendampingan dan bantuan CSR berupa pupuk, sarana produksi kepada para petani dan fasilitas penunjang bagi penyuluh pertanian.
“Agar termotivasi membantu meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Agus.
Agus menjelaskan bahwa potensi sumber daya lahan sawah di Kabupaten Bandung seluas 31.158 hektare dan lahan kering 73.000 hektare.
“Apabila sumber daya ini terus dikelola secara baik serta penggunaan teknologi budidaya yang sempurna, maka target pemerintah untuk peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Bandung akan segera bisa diwujudkan,” katanya.
Ia juga sangat mengapresiasi upaya para petani di Ciparay karena setiap tahun Desa Ciparay ini berhasil mengelola lahan pertaniannya dengan baik.
“Para petani sukses menggarap lahan pertanian sampai dilaksanakan panen raya,” ucapnya.
Agus berharap pada momen panen raya ini dapat memberikan semangat bagi para petani di Kabupaten Bandung untuk lebih berinovasi dan membawa kemajuan di bidang pertanian.
“Lebih baik lagi membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan peningkatan ketahanan pangan,” kata Agus.
Disebutkannya sektor pembangunan pertanian akan tetap menjadi andalan sebagai lokomotif pembangunan perekonomian di Kabupaten Bandung.
“Berbagai komoditas pertanian adakan selalu ditingkatkan melalui program-program yang saat ini sedang berjalan. Di antaranya perluasan tanaman komoditi strategis, peningkatan mekanisme pertanian, sistem bertani dengan agro solution Bedas serta penyediaan kartu tani Sibedas yang meliputi asuransi untuk seluruh areal tanaman padi, yaitu 31.158 hektare. Selain itu 7.900 ekor sapi produktif. Jumlah kartu tani yang siap sebar sejumlah 42.000 kartu tani,” pungkasnya. (Ris)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow