Muliakan Ulama, Pemkab Bandung Sejahterakan Guru Ngaji Lewat Program Muatan Lokal

Muliakan Ulama, Pemkab Bandung Sejahterakan Guru Ngaji Lewat Program Muatan Lokal

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung berikan perhatian kepada para guru ngaji, dengan memberikan insentif hingga jaminan kesehatan melalui Program Muatan Lokal.

Diketahui, program insentif guru ngaji terseubut, merupakan salah satu dari 13 program unggulan Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

Adapun program tersebut menyasar bagi guru ngaji untuk ikut memberikan keilmuannya mulai di lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Ide awalnya mengapa kita ada program guru ngaji karena saya dulu, begitu jadi kepala desa di tahun 1998, itu tidak ada uang yang masuk di desa,” kata Dadang saat diwawancarai belum lama ini.

“Tapi saya mempunyai perhatian kepada guru ngaji, memang saya merasa miris melihat kondisi di lapangan,” lanjutnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan, kemirisan kondisi guru ngaji yakni di satu sisi keilmuannya serta peranannya sangat dibutuhkan.

Akan tetapi, di sisi lain guru ngaji tidak mempunyai kesejahteraan. Oleh sebab itu, Dadang atau akrab disapa Kang DS mempunyai semangat dan terus mendorong agar guru ngaji bisa sejahtera.

“Pada saat itu saya hanya bisa satu desa memberikan insentif pada guru ngaji. Di saat itu juga ada kejadian, ketika guru ngaji sakit dibawa ke rumah sakit dan tidak bisa pulang, akhirnya saya cicil waktu itu,” jelasnya.

Dari situlah Kang DS mengaku, pernah mempunyai cita-cita, apabila kalau seandainya di masa mendatang menjadi bupati, maka bukan hanya satu desa tetapi satu kabupaten harus diperhatikan.

“Kemudian saya pernah ditanya oleh Ketua PC NU Kabupaten Bandung saat itu cita-cita menjadi bupati. Jawaban saya mempunyai niat memuliakan ulama,” bebernya.

Berangkat dari situ, Kang DS berujar bahwa dirinya terus berjuang di Pilkada dan terpilih sebagai bupati kemudian berkomitmen, berkonsultasi dengan Kemendagri dan akhirnya memunculkan solusi untuk kesejahteraan guru ngaji.

“Maka di sini ada tiga muatan lokal, di antaranya Pendidikan Pacasila, Pendidikan Budaya Sunda kemudian Mengaji dan Menghafal Al Quran,” ujarnya.

Kang DS menerangkan, dalam program tersebut ada tiga muatan lokal, karena jika langsung menghibahkan insentif kepada guru ngaji tidak bisa, sebab harus melalui mekanisme hibah kepada Kemenag, dari Kemenag baru kepada guru ngaji.

“Sementara saya pengen ini langsung kepada guru ngaji. Kemudian kalau hibah itu tidak bisa setiap bulan atau tidak setiap tahun, artinya ada sekitar satu juta dalam setahun,” terangnya.

Kang DS mengungkapkan ucapan syukurnya, melalui hasil konsultasi dan konsolidasi, sehingga boleh guru ngaji dijadikan muatan lokal dengan tiga muatan lokal tadi, maka anggarannya pun dibuatkan program.

Melalui informasi yang berhasil dihimpun, tujuan dari program guru ngaji di sekolah ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, selain untuk membentuk anak-anak berkarakter dan berakhlakul karimah.

Tujuan lainnya adalah untuk memuliakan para ulama maupun guru ngaji di Kabupaten Bandung.

Program guru ngaji ini sudah diterapkan di lingkungan SMPN 3 Rancaekek Jalan Teratai Raya Kelurahan Rancaekek Kencana Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

Sebanyak 31 guru ngaji atau ustadz/ustadzah yang dihadirkan dalam program guru ngaji tersebut.

Masing-masing guru ngaji mengajar baca tulis Al-Qur’an selama satu jam dalam kurun waktu satu minggu pembelajaran di masing-masing ruang kelas.

Dengan adanya jadwal mengajar selama itu, tentunya bagi para guru ngaji mengaku masih belum cukup untuk mengajarkan baca tulis Al-Qur’an, sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk mengajarkan isi kandungan Al-Qur’an tersebut.

Meski demikian, program guru ngaji itu disambut baik oleh para ustadz/ustadzah dalam upaya meningkatkan kualitas akhlak dan moral para siswa SMP.

Termasuk mendapat apresiasi dari pihak sekolah karena para siswa mendapatkan tambahan belajar baca tulis Al-Qur’an di sekolah.

“Maka ketika saya terpilih langsung saya menganggarkan untuk 17 ribu guru ngaji. Tetapi guru ngaji ini harus hadir minimal satu pekan sekali di sekolah, sehingga secara program muatan lokal ini bisa terjadi,” imbuhnya.

Kang DS memaparkan, sebelum adanya program andalan ini, guru ngaji itu sudah mengajarkan keilmuan serta didikan akhlak kepada anak-anak bangsa di tempat masing-masing.

“Tetapi karena saya ingin program ini berkelanjutan, maka dikolaborasikan dengan program muatan lokal ini,” paparnya.

Disampaikan Kang DS, pihaknya sangat bersyukur sebab sudah melakukan program andalan, diharapkan peranan guru ngaji ini betul-betul bisa memberikan bantuan dan semangat kepada anak bangsa.

Menurutnya, tak sedikit orangtua kurang perhatian terhadap pembentukan karakter akhlak serta keilmuan agama, sehingga peranan guru ngaji dinilai sangatlah penting.

Diungkapkan, pembagian insentif tidak dibagi rata kepada setiap guru ngaji, melainkan diukur dari kapasitas sekolah setiap kecamatan.

“Contoh daerah Pacet, di sana pusatnya guru ngaji, sehingga guru ngaji yang ada di Pacet itu disebar ke kecamatan lain,” ungkap Kang DS.

“Alhamdulillah bukan hanya uang, tetapi guru ngaji diberikan juga kesehatannya, ditanggung dan kita jamin BPJS Ketenagakerjaannya, sehingga kalau meninggal dunia, ahli waris pun akan menerima,” pungkasnya.(adv/yul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow