Menu
Close
  • Halaman

  • Redaksi

Liriknews.com

Berita Sesuai Fakta

Legislator PKS Soroti Persoalan Perundungan di Sekolah

Legislator PKS Soroti Persoalan Perundungan di Sekolah

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Maulana Fahmi melakukan reses ke sejumlah desa di wilayah Rancaekek dan Cicalengka. Tak hanya menyampaikan apa yang telah dilakukan dewan khususnya Fraksi PKS, dirinya pun menyerap aspirasi masyarakat.

Banyak aspirasi yang terlontar dari masyarakat kepada dirinya, seperti persoalan Bank Emok hingga langkanya pupuk. Fahmi mengaku segala aspirasi tersebut akan ditindaklanjuti oleh legislatif.

Namun begitu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung ini turut menyoroti fenomena perundungan atau bullying di lingkungan sekolah. Fahmi mewanti-wanti seluruh pihak, baik dinas pendidikan, sekolah hingga orangtua untuk peduli dengan persoalan tersebut.

“Jadi Dinas Pendidikan membuat peta potensi kekerasan, sehingga dari situ bisa dilakukan langkah preventif jika terjadi aksi kekerasan. Termasuk juga pembekalan, pelatihan dan sosialisasi untuk seluruh pihak yang ada di lembaga pendidikan, seperti guru, tenaga kependidikan, siswa,” ujarnya, saat dihubungi, Kamis (16/2/2023).

Hal ini berangkat dari keprihatinannya melihat sejumlah aksi perundungan yang terjadi di masyarakat. Dirinya mengaku miris melihat siswa lain hanya menonton saat ada temannya yang sedang dirundung. Maka itu, Fahmi menginginkan aksi tak terpuji seperti ini bisa berhenti, sehingga dunia pendidikan menjadi lebih sehat dan baik kedepannya.

“Jadi harus ada program untuk menuntaskan aksi bullying di lingkungan sekolah. Seperti bagaimana bersikap saat ada aksi bullying baik untuk guru maupun siswa,” tegasnya.

Fahmi tak menepis Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung telah melakukan sejumlah langkah guna mencegah adanya aksi bullying di sekolah, salah satunya melalui surat edaran. Namun, dirinya beranggapan itu belum cukup dan memerlukan langkah yang lebih kuat lagi.

“Jadi ada semacam SOP (standar operasional prosedur) seperti bagaimana sikap guru kalau ada kejadian seperti itu, kemudian bagaimana sikap murid dan orangtua. Sekarang kan belum ada, kedepannya kita harapkan ini bisa terwujud,” pungkasnya. (*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow