Kekosongan Minyak Goreng Dikarenakan Keterlambatan Pendistribusian
LIRIKNEWS.COM, KAB BANDUNG – Hampir sepekan minyak goreng mengalami kekosongan di beberapa minimarket di wilayah Kabupaten Bandung. Hal itu disebabkan ketersediaan minyak goreng tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar, setelah harga minyak menurun.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah membenarkan, adanya kekosongan minyak goreng premium di setiap gerai minimarket yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
“Kekosongan minyak goreng di beberapa minimarket ini merupakan fenomena keterlambatan distribusi baru terjadi saat ini. Namun, saya pastikan tidak ada praktik penimbunan minyak goreng kemasan,” kata Dicky saat di wawancara, liriknews, Rabu (2/2/2022).
Menurut Dicky, persoalan ini adanya keterlambatan pendistribusian minyak goreng kemasan ke minimarket. Karena, kata Dicky, setiap harinya minyak goreng kemasan yang dijual di minimarket itu selalu habis.
“Berdasarkan monitoring di minimarket, minyak goreng habis sebelum jam 12, di gudang kosong karena supplier belum kirim, jadi persoalannya pendistribusian dari supplier yang terlambat,” jelasnya.
Dicky pun mengaku, terkait adanya
masalah keterlambatan pendistribusian tersebut, pihaknya akan melapor kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Perdagangan. Diharapkan, ada solusi agar distribusi minyak goreng ke minimarket tidak terlambat.
Permasalah lainnya, lanjut Dicky, kekosongan minyak goreng pun disebabkan setelah harga minyak goreng premium menjadi lebih murah, sehingga masyarakat berbondong-bondong mendatangi minimarket terdekat untuk membeli salah satu kebutuhan pokok tersebut.
“Karena masyarakat sudah tahu minyak goreng murah, jadi membelinya sangat banyak, bahkan dikategorikan ada panic buying, tapi itu hanya diawal saja,” kata Dicky.
Meski ada kekosongan minyak goreng kemasan di minimarket, namun kata Dicky, kondisi tersebut tidak terjadi di supermarket. Pasalnya, stok minyak goreng kemasan di supermarket masih banyak.
“Karena kebanyakan konsumen untuk pembelian ritel di minimarket yang dekat rumahnya, tapi kalau ke supermarket itu kebanyakan belanja bulanan. Sehingga dipastikan minyak goreng di supermarket masih banyak,” jelasnya.
Harga Rp14 ribu minyak goreng kemasan juga sudah berlaku untuk pasar tradisional. Agar tidak kembali terjadi fenomena panic buying, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa program subisidi tersebut berlaku selama enam bulan atau sampai dengan Hari Raya Idul Fitri.
“Jadi tidak perlu panic buying, stok tetap terjaga secara nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dicky pun menjelaskan, sejak tanggak 19 Januari 2022 lalu, Kabupaten Bandung sudah melaksanakan kebijakan harga minyak goreng kemasan menjadi Rp14 ribu per liternya.
Minyak goreng dengan harga Rp14 ribu merupakan kebijakan nasional, dimana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan melakukan subsidi terhadap komoditi minyak goreng kemasan bekerjasama dengan Asperindo. Adapun nilai besaran subsidinya yaitu Rp7,6 triliun untuk membiayaai minyak goreng bagi masyarakar sebesar 250 juta liter per bulan, berlaku secara nasional.
“Sekarang penerapan itu sudah kita laksanakan dengan menerbitkan surat edaran kepala dinas kepada seluruh toko modern dan pasar rakyat,” paparnya.
“Kami tegaskan, minyak goreng tidak ada harga eceran tertinggi (HET), yang ada harga acuan. Jadi sekarang yang disubsidi oleh pemerintah itu hanya minyak goreng kemasan, kalau minyak goreng non kemasan mah enggak ada kebijakannya,” tandasnya. (Jul)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow