Harga Kebutuhan Pokok Menjelang Ramadhan Melonjak
KABUPATEN BANDUNG – Menjelang Ramadhan 1443 H, harga bahan pokok melonjak di pasaran.
Bahkan seperti tradisi tahunan harga bahan pokok makanan setiap menjelang ramadhan kerap kali melonjak. Apalagi, saat ini harga minyak goreng dan gas LPG menjadi primadona.
Terkait kenaikan bahan pokok, Sekretaris Komisi B DPRD Kabupaten, H Uya Mulyana mengaku akan segera memanggil mitra kerja Komisi B, diantaranya Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) dan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung.
“Kita akan menanyakan upaya dinas terkait, dalam menghadapi bulan ramadhan. Harusnya ada antisipasi agar menjelang ramadhan harga bahan pokok tidak ada lonjakan,” kata Uya saat di konfirmasi, Minggu (27/3/2022).
Menurut Uya, Disdagin Kabupaten Bandung bekerja lebih maksimal, terutama memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Dia juga berharap, Disdagin jangan hanya mendengar informasi harga di pasaran saja. Namun, kata Uya, harus betul – betul bekerja, sehingga bisa mengatahui tentang lonjakan harga dan cara mengantisipasi sejak dini.
“Memang untuk peninjauan ke pasar, kita perlu tenaga yang banyak. Tapi dinas bisa memaksimalkan tenaga yang ada, meskipun jumlahnya sangat minim,” ungkap Uya.
Saat disinggung harga minyak goreng yang menjadi primadona di pasaran, Uya pun mengaku belum mengetahui dampak melonjak harga minyak goreng.
“Harga minyak melonjak karena ada mafia dan permainan pasar, hingga saat ini kita belum mengetahuinya,” ujar Uya yang merupakan Politisi PKB.
Namun, lanjut Uya, mahalnya harga di pasaran dampak dicabutnya harga eceran tertinggi (HET) minyak. Untuk penjualan minyak goreng, pemerintah kembali menyerahkannya ke pasar.
“Kami telah mempertanyakan bagaimana upaya Disdagin untuk pemerataan, tapi pada saat kunjungan ke Indag Provinsi, sama pada dasarnya seperti itu, katanya ada bahan yang ditimbun dan segala macamnya, nah Indag provinsi pun larinya ke pusat untuk mengetahui hal tersebut,” jelas Uya.
Lebih lanjut lagi, Uya pun mengimbau, agar dinas mendengar keluhan masyarakat, dengan memberi bantuan harga murah, bukan hanya untuk minyak goreng saja, tetapi seluruh kebutuhan pokok masyarakat.
“Tidak semua masyarakat bisa mengikuti harga lonjakan ini, karena di Kabupaten Bandung ada masyarakat yang masih kekurangan,” pungkas Uya. (Ris)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow