Fenomena Merger SD di Bekasi, Daradjat Kardono : Masyarakat Lebih Suka ke Swasta Hingga Terkait Mutu Sekolahnya

Fenomena Merger SD di Bekasi, Daradjat Kardono : Masyarakat Lebih Suka ke Swasta Hingga Terkait Mutu Sekolahnya

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kota Bekasi dikabarkan terpaksa di merger karena mengalami kekurangan siswa. Berdasarkan data, ada 77 SDN di sembilan kecamatan digabung atau dimerger, sehingga jumlahnya menyusut menjadi 37 sekolah.

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Daradjat Kardono mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan Sekolah Dasar di Kota Bekasi sepi peminat. Yang pertama adalah kecenderungan para orang tua yang lebih memilih memberikan pendidikan anaknya di sekolah swasta.

“Bisa berkurang karena mungkin orang tua lebih senang menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah swasta misalnya,” ujar Daradjat.

Fenomena lebih memilih sekolah swasta dibandingkan sekolah negeri, menurut Daradjat berkaitan erat dengan kualitas pembelajaran di sekolah dasar di Kota Bekasi. Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian, apalagi di Kota Bekasi ini memang tengah mengalami kekurangan tenaga pendidik. Diketahui Kota Bekasi kekurangan hingga 2.400 tenaga pendidik, 1.600 diantaranya dialami di tingkat pendidikan dasar.

“Kota Bekasi tengah menghadapi persoalan kekurangan tenaga pengajar. Hal ini bisa berdampak pada mutu pendidikan di Kota Bekasi,” ungkapnya.

Faktor lain yang perlu dikaji dan ditindaklanjuti adalah kemungkinan fenomena melambatnya laju pertumbuhan penduduk, sehingga penduduk usia sekolah di Kota Bekasi menurun. Jika menang terjadi, fenomena ini perlu menjadi perhatian bagi Pemkot Bekasi, pemerintah perlu menyesuaikan perencanaan pembangunan jangka menengah guna menyesuaikan kondisi demografi yang terjadi.

“Nah kalau memang ada perlambatan, berarti nanti saat penyusunan itu harus menyesuaikan dengan data-data terkini,” tambahnya.

Berdasarkan data, jumlah penduduk usia 6 sampai 7 tahun pada dua tahun terakhir, dimana pada tahun 2022 jumlahnya sebanyak 82.390 jiwa, menurun menjadi 82.140 jiwa pada tahun 2023. Hasil Ling Form Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 juga menunjukkan angka kelahiran total atau Fertilitas (TFR) Kota Bekasi menurun dalam lima dekade terakhir, angka TFR Kota Bekasi tercatat 1,85, artinya satu orang perempuan hanya melahirkan satu sampai dua anak selama masa reproduksinya.

Daradjat mengingatkan agar dilakukan perencanaan terpadu usai penggabungan 77 sekolah di Kota Bekasi. Khususnya pada bangunan-bangunan sekolah yang sudah tidak lagi digunakan.

“Bangunan tersebut bisa digunakan untuk fasilitas pembelajaran SMPN untuk mengatasi kekurangan sekolah SMP negeri di Kota Bekasi,” tutup Daradjat.(**/adv)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow