Bank Emok Merajalela, Najib : Kurangnya Literasi Keuangan

Bank Emok Merajalela, Najib : Kurangnya Literasi Keuangan

Smallest Font
Largest Font

LIRIKNEWS – Bank emok atau rentenir masih menjadi salah satu masalah yang ada di masyarakat. Hal tersebut berhubungan dengan salah satu faktor mengenai tingkat literasi keuangan yang ada di masyarakat. Dimana literasi keuangan merupakan suatu pengetahuan yang penting yang harus dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah mengatakan bank emok adalah permasalahan yang cukup kompleks. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan tingkat literasi dan pengetahuan masyarakat terhadap keuangan.

“Tingkat inklusinya artinya akses masyarakat terhadap industri keuangan sudah cukup tinggi bahkan sudah diatas 80 persen. Tapi tingkat literasi kita masih 50 persen. Artinya, banyak masyarakat Indonesia mengakses terhadap industri keuangan baik legal maupun ilegal tanpa ditunjang ilmu pengetahuan yang memadai,” ujar Najib saat dihubungi via telepon, Senin (29/5/2023).

Akibat dari kurangnya literasi keuangan, kata Najib, masyarakat bisa meminjam uang namun tidak bisa mengolah keuangan sehingga berujung pada ketidakmampuan untuk membayar hutang. Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, DPR RI bersama OJK dan lembaga keuangan lainnya melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi.

“Kita akan terus memberikan edukasi agar kemudian terbangun mentalitas masyarakat yang baik. Sehingga ketika menggunakan pinjamannya untuk kegiatan produktif bukan hanya konsumtif,” katanya.

Selanjutnya dalam rangka mengatasi permasalahan bank emok, Najib memberikan saran kepada pemerintah daerah untuk menyediakan program kredit tanpa anggunan dengan proses yang tidak birokratif serta semua masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah. Najib menegaskan permasalahan bank emok merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan perbankan.

“Akibat dari banyaknya masyarakat kita yang tidak layak dari sisi perbankan atau bankable, selain itu proses kredit yang dikeluarkan oleh perbankan itu terlalu birokratif sehingga lama, persyaratannya cukup banyak dan membutuhkan modal sementara. Tapi disisi lain ada yang menawarkan lebih cepat tanpa anggunan, tentu masyarakat akan memilih yang lebih mudah,” pungkas Najib. (Yul)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow