Antisipasi Penyebaran Covid-19, Puluhan Santri Ponpes Darussalam Dilakukan Swab Tes
GARUT – Untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes). Puluhan santri Ponpes Darussalam, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, menjalani tes usap (swab test), Senin (20/7).
Ketua Tim Satgas Penanganan Covid-19 Pesantren Darussalam, Ustadz Ervan Sofari mengungkapkan sebanyak 54 santri putra putri menjalani tes usap yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
“Bukan karena ada yang positif, tapi memang lebih kepada langkah antisipasi saja,” ungkap Ervan.
Ervan pun mengatakan, bahwa dari ribuan santri yang berada di Ponpes, beberapa diantara ada yang berasal dari zona kuning dan merah. Mereka (Santri) yang menjalani tes usap, merupakan santri yang sebelumnya ditempatkan di tempat khusus setelah discreening oleh puluhan ustadz saat datang ke pesantren.
“Saat para santri datang lagi ke Ponpes, kita langsung pisahkan dan ditempatkan di ruangan khusus. Belum boleh mengikuti kegiatan belajar mengajar. Untuk makan juga dianter langsung ke ruangan isolasi tersebut. Tadi mereka diswab test. Mereka memang berasal dari zona kuning dan merah,” jelasnya.
Ervan menjelaskan, para santri yang telah melakukan test swab, saat datang ke pondok sudah menyertakan hasil rapid test dan surat keterangan isolasi di rumah selama 14 hari yang ditandatangani diatas materai oleh orang tua, Ketua RT, hingga Ketua RW setempat.
Namun, katanya, saat datang ke pesantren, mereka tetap diisolasi di belasan ruangan yang sudah disiapkan oleh pihak pesantren. Sedangkan santri yang datang dari zona hijau pun, mereka diwajibkan membawa surat keterangan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ditambah dengan surat keterangan sehat.
“Kami sangat ketat sebetulnya. Kalau tidak membawa surat itu, kami langsung suruh pulang lagi. Jangan sampai ada klaster pesantren di Garut,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Leli Yuliani mengatakan bahwa tes usap yang dilakukan kepada para santri di Garut memang dilakukan pihaknya. Ia memastikan bahwa kegiatan tersebut sebagai langkah antisipasi, khsusnya kepada santri yang datang dari kuning dan merah.
“Kita lakukan tets usap ini bertahap. Namun memang pada dasarnya, kegiatan tersebut dilakukan kepada mereka yang memiliki gejala, atau memang dari zona kuning atau merah. Di Garut sendiri, tidak ada pasien positif dari lingkungan pesantren. Jadi apa yang kita lakukan sebagai langkah antisipasi sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran di pesantren,” tandasnya. (Go/Jul)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow