SOREANG – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menggelar Sosialisasi Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan di Kabupaten Bandung atau Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).
Direktur Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Harwan meyakini apabila program tersebut dapat menjadi cara menghidupkan kembali sektor wisata usai terdampak Covid-19.
“Makanya Kemenpar menyusun panduan CHSE di sektor pariwisata sebagai tindak lanjut keputusan Menteri Kesehatan,” ungkap Harwan saat di wawancara disela kegiatannya, di Hotel Sunshine, Soreang, Rabu (4/11).
Menurutnya, panduan CHSE itu, berlaku untuk beberapa sektor baik itu objek wisata, hotel, resto, rumah makan dan lainnya. Dirinya berharap sosialisasi dapat menjadi langkah awal menuju program sertifikasi.
“Ini penting untuk mengingatkan kembali bagi seluruh stekholder kalau di wisata itu pentahelix yakni akademisi, pengusaha, masyarakat, pemerintah daerah, dan media massa disiplin protokol Covid,” jelasnya.
Dikatakan Harwan, dengan cara menghadirkan panduan CHSE itu, tiada lain untuk survive (bertahan) dalam bisnis pariwisata. Namun dalam program sertifikasi sektor wisata ini sifatnya tidak wajib namun volunteering.
“Sertifikasi ini bersifat volunteering. Jadi lebih ke industri yang mendaftar sehingga tidak ada pemberian sanksi. Yang ngga ngajuin ga masalah tapi kalau wisatawan tak mau kesana jangan komplain,” terangnya
Kedepannya, kata Harwan, ketika salah satu sektor wisata lolos sertifikasi akan ada label Indonesia Care sebagai tandanya. Dimana yang akan menerbitkan sertifikat tersebut lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.
“Sertifikasi itu kan ada standarnya harus memenuhi kriteria CHSE. Manfaatnya ketika wisatawan misal memilih hotel sudah aman. Di negara lain pun melakukan ini, kalau kita tidak tentu tidak ada wisatawan pun yang datang,” pungkasnya. (Jul/*)
